Pertanda keburukan atau kematian
Burung yang masuk ke rumah sering kali dipercaya pembawa tanda buruk alias kematian, utamanya jika burung tersebut memiliki warna gelap atau dikaitkan dengan makna mistis. Misalnya, burung gagak, burung hantu, atau burung hitam lainnya sering dilihat sebagai simbol malapetaka atau kematian yang akan datang.
Kepercayaan tersebut muncul dari mitos kuno dan cerita rakyat yang mengaitkan burung-burung ini dengan dunia roh atau kekuatan gaib.
Misalnya burung gagak, hewan ini sering kali muncul dalam cerita mitologi sebagai pengantar kematian atau utusan dari dunia bawah. Burung gagak dianggap membawa pesan bahwa seseorang dalam keluarga akan meninggal atau akan terjadi sesuatu yang tragis.
Pertanda kabar baik
Burung memiliki simbolisme yang mendalam karena kemampuannya untuk terbang bebas di antara langit dan bumi, sehingga menjadikannya makhluk perantara antara dunia manusia dan dunia spiritual.
Dalam konteks ini, kedatangan burung ke rumah dipercaya membawa pesan positif dari alam atau bahkan leluhur. Pesan tersebut sering kali ditafsirkan sebagai tanda bahwa keberuntungan atau rezeki bakal segera datang.
Misalnya, kedatangan burung dapat melambangkan kemakmuran finansial yang segera tiba, peluang baru yang menguntungkan, atau kabar baik lainnya terkait dengan kehidupan pribadi atau keluarga.
Jenis burung yang masuk pun memengaruhi makna yang dihasilkan. Jika burung yang datang adalah merpati, maka pertanda kedamaian, cinta, atau keharmonisan rumah tangga. Sedangkan burung walet, yang populer di budaya Asia, dianggap sebagai simbol kemakmuran serta kesejahteraan.
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dalam kepercayaan masyarakat, burung yang masuk ke dalam rumah sering kali dianggap sebagai pertanda atau simbol yang berkaitan dengan nasib dan kehidupan.
Banyak budaya meyakini bahwa burung membawa pesan dari alam gaib atau roh leluhur. Misalnya, di beberapa tradisi, burung yang masuk ke rumah bisa dianggap sebagai pertanda baik. Burung dapat melambangkan datangnya kabar gembira, kebahagiaan, atau rezeki yang akan datang.
Namun, dalam budaya lain, burung yang masuk rumah, terutama burung hitam atau burung gagak, sering dikaitkan dengan pertanda buruk atau datangnya musibah.
Sebenarnya, burung masuk rumah pertanda apa? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kali ini Popmama.com telah merangkum baik dan buruknya ketika burung masuk rumah secara lebih detail.
Pertanda tamu akan datang
Menurut kepercayaan tradisional, burung yang masuk ke rumah sering kali dipandang sebagai pertanda bahwa tamu akan datang dalam waktu dekat.
Keyakinan ini berakar dari pandangan bahwa burung adalah makhluk pembawa pesan, baik dari alam maupun dunia spiritual. Maka dari itu, kehadiran burung di dalam rumah diyakini sebagai isyarat akan adanya interaksi sosial penting.
Tamu yang datang ini sering kali diasosiasikan dengan orang yang membawa kabar baik atau membawa berkah bagi keluarga yang menerima kunjungan tersebut.
Pertanda adanya perubahan
Burung yang mampu terbang bebas di langit, sering dipandang sebagai makhluk yang membawa pesan dari alam atau dunia spiritual. Burung juga memiliki kemampuan untuk berpindah dengan cepat dari satu tempat ke tempat lain, sehingga melambangkan transisi atau transformasi.
Oleh karena itu, kehadirannya di dalam rumah bisa menandakan bahwa ada pergeseran besar atau perubahan signifikan yang akan datang. Baik itu dalam aspek keuangan, hubungan, maupun kehidupan pribadi. Jenis perubahan ini bisa berupa hal-hal positif, seperti awal baru, peluang baru, atau fase kehidupan yang lebih baik.
Nah, itu tadi deretan pertanda jika burung masuk ke rumah. Bagaimana menurutmu, Ma?
Yuk, beri rating untuk berterima kasih pada penjawab soal!
0%0% menganggap dokumen ini bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai bermanfaat
0%0% menganggap dokumen ini tidak bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai tidak bermanfaat
Untuk membudidayakan burung merpati atau burung dara cukup mudah. Setelah memilih induk pasangan yang berkualitas, anda sudah dapat memulai bisnis yang akan mendatangkan keuntungan yang sangat menjanjikan.
Saat masa perkawinan tiba, akan berlangsung pada umur 5-8 bulan. Sedangkan produksi telur pada puncaknya akan terjadi antara umur 12-18 bulan dan terus berlangsung sampai 2-3 tahun. Umur produksi yang masih dianggap menguntungkan yaitu tidak lebih dari 5-6 tahun.
Perilaku perkawinan ditandai dengan sikap pejantan yang mulai dengan suatu kegiatan persiapan untuk kawin yaitu dengan menggembungkan temboloknya, bulu-bulu dimekarkan, sayap direbahkan serta memperlihatkan penampilan yang tenang.
Bila seekor betina menerima pejantan itu maka pasangan itu mulailah bersatu untuk meneruskannya. Maka setelah kawin, pejantan akan mencari bahan-bahan untuk membuat sarang di dalam petak kandangnya.
Setelah sarangnya selesai, betina akan mengeluarkan teurnya yang pertama. Telur yang kedua biasanya dikeluarkan dalam 24 jam berikutnya. Tiap kali masa bertelur, dapat diharapkan dua butir telur atau dua ekor anak bisa dihasilkan. Pengeraman akan segera dimulai dan dilakukan oleh pasangan itu, baik induk maupun pejantannya.
Karena betina lebih banyak melakukan kegiatan pengeraman, dan pejantan menggantikannya dalam waktu singkat yaitu dari pagi sampai siang. Telur yang pertama akan menetas dalam 17-18 hari, diikuti oleh telur yang ke dua 48 jam berikutnya.
Masalah gizi untuk merpati hampir sama saja dengan jenis-jenis unggas lainnya. Satu perkecualian adalah merpati membutuhkan grit untuk membantu menggiling dan mencerna biji-bijian yang di makan. Sebenarnya cukup sederhana saja kalau kita perhatikan, kebanyakan dari kita cukup memberikan biji-bijian seperti jagung yang kering.
Pemberian biji-bijian yang masih basah atau segar (baru dipanen) dapat menimbulkan diare atau bahkan kematian pada anak maupun merpati dewasa. Pakan merpati minimum mengandung kadar protein 14%. Konsumsi biji-bijian merpati antara 100-150 gram/ekor/hari.
Pemberian pakan sebaiknya dengan frekuensi dua kali dalam sehari pada jam yang hampir sama yaitu antara matahari terbit sampai jam 9 pagi serta antara pukul 16.00WIB sampai matahari terbenam. Konsumsi hijauan tiap harinya adalah sekitar 100-150 gram untuk setiap pasang merpati.
Kandang merpati pada dasarnya ada dua macam, yaitu kandang pasangan tunggal (single pair) dan kandang pasangan ganda (multiple pair).
Kandang seharusnya menghadap ke arah sinar matahari, akan tetapi untuk Indonesia (tropis) tidak masalah karena cahaya matahari tersedia dalam jumlah yang melimpah. Kalau kita memperhatikan di perdesaan atau lingkungan kota, kandang merpati (pegupon) ditempatkan di depan rumah atau di atas rumah akan tetapi tetap mengikuti prinsip-prinsip di atas.
Peralatan untuk beternak burung merpati tidaklah semahal yang kita bayangkan, bahkan peralatan ala kadarnya pun sudah cukup. Peralatan yang diperlukan untuk beternak merpati antara lain tempat pakan, minum, tempat untuk grit, nesting bowl, dan tenggeran.
Tempat pakan, minum dan grit bisa kita beli di pasar-pasar burung atau kalau ingin berhemat kita buat dari bambu pun jadi, sedangkan untuk sarang kalau bisa berbentuk cekung. Bentuk yang cekung akan dapat membuat nyaman merpati untuk mengerami telurnya dan mencegah anaknya yang masih kecil terjatuh.
Mata anak merpati akan mulai terbuka dan bulu mulai tumbuh. Pada tahap ini anak merpati mulai memanfaatkan biji-bijian bersamaan dengan susu merpatia dari induknya. Pada umur 25 hari anak-anak dipilihi mana yang bisa segera dipotong atau dijual.
Penjualan biasanya pada umur 26-30 hari, karena standar untuk menetapkan kapan anak sudah bisa dijual atau belum, apabila anak merpari telah tumbuh bulu-bulu jarum dibawah sayap dan di badannya. Apabila bulu jarum itu belum lengkap maka penjualan bisa ditunda 2-3 hari ke depan. Dan mulailah anda meraup keuntungan.
Email: [email protected]
Saya menggunakan vaksin Medivac ND-IB untuk vaksinasi burung merpati. Bagaimana cara vaksinasi yang benar? Berapa dosis yang diberikan? Kemudian pengulangan vaksin kedua dan ketiga jeda waktu berapa lama?
Terima kasih Bapak/Ibu Levin atas pertanyaan yang disampaikan. Vaksin Medivac ND-IB merupakan vaksin yang digunakan untuk mencegah penyakit Newcastle Disease (ND) dan Infectious Bronchitis (IB) pada unggas. Penyakit tersebut merupakan penyakit akibat virus yang dapat menyebabkan penyakit pada unggas, tidak terkecuali merpati.
Penyakit ND diakibatkan oleh Newcastle Disease Virus atau Avian Paramyxovirus-1 dari famili Paramyxoviridae. Penyakit ND dapat menular secara kontak langsung dengan merpati yang sakit, melalui peralatan peternakan, udara, peternak, dan unggas lain. Penularan dapat melalui inhalasi (terhirup/melalui saluran pernapasan) dan ingesti (termakan/melalui saluran pencernaan). Setelah menginfeksi merpati, virus ND akan menimbulkan gejala klinis setelah 2-15 hari. Cepat lambatnya masa inkubasi serta munculnya gejala klinis dan perubahan anatomi pada organ dipengaruhi oleh jenis virus ND, dosis atau konsentrasi virus yang menginfeksi, umur merpati, status imunitas, dan kondisi lingkungan.
Berdasarkan pemantauan personil kami di lapangan, penyakit ND pada merpati masih sering terjadi dan perlu diwaspadai. Gejala klinis dan perubahan patologi anatomi akibat serangan ND akan ditemukan pada organ pernapasan, organ pencernaan, sistem saraf maupun organ reproduksi. Merpati menjadi batuk, susah bernapas, ngorok, dan terdapat lendir yang keluar dari hidung. Gejala-gejala tersebut merupakan gangguan pernapasan yang sering muncul pada kasus ND pada merpati.
Gejala lainnya, nafsu makan hilang, feses berwana hijau dan kadang-kadang terdapat gumpalan putih, gemetaran, gejala kelainan syaraf (kelumpuhan pada kaki dan atau sayap, leher terpuntir/torticollis). Angka kesakitan akibat ND relatif tinggi, yaitu 80-100%, dan angka kematiannya bisa mencapai 100%. Penyakit ini perlu diwaspadai agar tidak mengalami kerugian yang lebih besar.
Sedangkan penyakit IB disebabkan oleh virus dari golongan Coronavirus. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Dhivahar, dkk. (2018) Coronavirus dijumpai menginfeksi burung merpati dengan uji secara biologi molekuler menggunakan Polymerase Chain Reaction (PCR). Namun IB pada merpati tidak memberikan gejala klinis yang khas dengan tingkat kesakitan dan kematian yang relatif rendah. Merpati dapat menunjukkan gejala berupa keluarnya lendir dari hidung, sulit bernapas sehingga berusaha menarik napas dengan menjulurkan leher ke depan dan membuka paruhnya lebar-lebar, ngorok, bersin, batuk, mata terlihat berair dan selaput niktitan (selaput mata dalam) kemerahan atau radang. Merpati tampak lemas, nafsu makan dan minum turun.
Kerugian yang dapat ditimbulkan penyakit ND dan IB cukup tinggi. Oleh karena itu perlu dilakukan pencegahan. Salah satunya dengan melakukan vaksinasi menggunakan vaksin Medivac ND-IB. Pemberian vaksin dapat dilakukan mulai merpati berumur 5-7 hari dengan cara tetes mata atau tetes hidung sebanyak satu dosis (satu tetes). Vaksinasi dapat diulang kembali pada umur 30 hari dengan cara dan dosis yang sama. Namun untuk penerapan program vaksinasi dapat disesuaikan dengan kondisi peternakan masing-masing.
Selanjutnya dilakukan revaksinasi ND setiap 2-3 bulan sekali dengan Medivac ND-IB. Vaksinasi hanya diberikan kepada merpati dalam kondisi sehat dan untuk membantu keberhasilan vaksinasi dapat diberikan Vita Stress-B pada air minumnya selama 3 hari sebelum dan sesudah vaksinasi. Upaya pencegahan penyakit tidak hanya dengan vaksinasi saja, perlu didukung dengan penerapan biosecurity yang baik. Contohnya membersihkan kandang secara rutin dan desinfeksi kandang menggunakan desinfektan (Antisep/Neo Antisep).
BUDIDAYA BURUNG MERPATI Daging