Siapa Pemilik Triputra Group

Grab Indonesia donasikan Rp3,5 miliar untuk korban konflik Gaza

Sementara itu, Grab Indonesia bersama OVO mendonasikan dana kemanusiaan sebesar Rp3,5 miliar untuk membantu korban konflik yang terdampak di Gaza (Palestina).

Bantuan tersebut akan disalurkan melalui BenihBaik.com, platform crowdfunding dan CSR marketplace independen di Indonesia.

“Kami berharap bantuan ini dapat turut meringankan penderitaan korban konflik di Gaza, agar dapat dimanfaatkan sesuai yang dibutuhkan di lapangan,” jelas Neneng Goenadi, Country Managing Director, Grab Indonesia.

Grab dan OVO tidak akan pernah mendukung tindakan apa pun yang tidak mengindahkan perikemanusiaan dan perikeadilan. Kami tidak mengambil sikap netral dalam perlindungan kemutlakan hak asasi manusia, dan mendukung segala upaya untuk menciptakan perdamaian yang nyata dan adil.

Baca Juga: Keren! Grab Luncurkan Taksi Online Khusus Perempuan

Startup jual beli, OLX Group, dikabarkan mengambil langkah efisiensi terhadap kantor cabangnya di Indonesia, alias OLX Indonesia. Bahkan, perusahaan juga dikabarkan berniat untuk menjual bisnis otomotifnya.

Dilansir dari DealStreetAsia, perusahaan disebut melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 30% karyawannya atau tepatnya 300 dari total 1.000 pegawai yang ada. OLX Indonesia mengubah kebijakan jual-beli mobil bekas di platformnya dan perlahan-lahan akan mulai meninggalkan model bisnis ke konsumen (business to consumer/B2C).

Pesan TP Rachmat untuk Capai Kesuksesan

Rupanya, TP Rachmat memiliki tiga hal yang selalu diingatnya untuk mencapai sebuah kesuksesan. Pertama adalah learn from mistakes and failures.

Mengutip dari Investor Daily, Kamis (18/7/2024), TP Rachmat mengatakan bahwa pengalaman hidup membuat dirinya sampai pada kesimpulan, bahwa justru berbagai kesalahan dan kegagalan dalam hiduplah, yang paling berharga dan menjadi pendorong kita untuk terus berupaya menjadi the better version of us.

“Mempelajari kenapa kita salah ambil keputusan atau kenapa kita gagal, membuat kita tidak terbawa pada kesalahan dan kegagalan yang sama. Sebaliknya, merayakan keberhasilan atau kemenangan terlalu lama, hanya akan menumpuk rasa bangga dan puas diri, yang membuat kita terlena,” kata TP Rachmat.

Kedua, menurut TP Rachmat, penting sekali untuk memiliki mindset yang positif. Sebab, pola pikir dapat memengaruhi dan melandasi perilaku manusia. Memiliki pola pikir yang keliru dapat membelenggu manusia.

“Membawa manusia pada sikap dan perilaku negatif. Ada fixed mindset, adagrowth mindset. Fixed mindset menempatkan manusia pada posisi pasif, bergantung pada nasib dan keberuntungan. Growth mindset, membawa manusia pada posisi yang lebih aktif, optimis, dan keyakinan bahwa daya upaya akan lebih menentukan daripada nasib atau keberuntungan semata. Fixed mindset memenjarakan, growth mindset membebaskan,” jelasnya.

Baca Juga: Kisah Keluarga Riady Terapkan Meritokrasi di Lippo Group

Lalu, yang ketiga adalah Values. “We have to change with changing time, but we have to hold on to unchanged values.”

“Kata-kata bijak dari sahabat saya, almarhum Benny Subianto itu saya yakini benar. Kita harus terus berubah dan beradaptasi sejalan dengan waktu, namun kita juga harus berpegang teguh pada nilai-nilai luhur. Meluncur terus ke depan, tetapi dengan kaki yang kokoh berpijak pada prinsip-prinsip kehidupan,” pungkasnya.

Nah, itulah pesan yang disampaikan TP Rachmat yang bisa kita terapkan dalam kehidupan. Semoga menginspirasi ya, Growthmates!

Lantas, siapa sosok pemilik dari OLX Group?

Sosok pemilik OLX Group ialah Romain Voog. Dilansir dari laman resmi OLX Group, Sabtu (28/01/2023), ia menduduki posisi sebagai Chief Executive Officer (CEO) sejak 2021 lalu. Voog mengambil alih posisi CEO OLX dari Martin Scheepbouwer, yang pensiun dari kehidupan korporat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Voog merupakan lulusan master dari Ecole Centrale Paris. Ia memulai kariernya sebagai konsultan di Bain & Company. Karirnya pun kemudian berlanjut ke Boston Consulting Group (BCG).

Sebelum menjabat sebagai CEO OLX, ia menjabat sebagai Wakil Presiden Airbnb untuk Operasi Penjualan dan Geografi Seluruh Dunia. Pengalamannya dalam menangani konsumen dunia maya juga didukung oleh sederet pengalaman kepemimpinannya, di antaranya CEO Global Fashion Group dan Presiden Amazon Prancis.

OLX Group merupakan startup jual beli yang berdiri sejak 2006. Perusahaan ini berkantor pusat di Amsterdam, Belanda, dan telah beroperasi di lebih dari 30 negara di dunia. Salah satunya Indonesia.

OLX Indonesia telah ada sejak 2014 silam. Pada masa itu, OLX mengambil alih platform jual beli online Tokobagus. Tak lama berselang, perusahaan merger dengan berniaga.com

Pada masa itu, posisi CEO OLX Indonesia dipegang oleh Daniel Tumiwa. Lalu 2 tahun kemudian, Daniel mengundurkan diri dari posisinya dan digantikan oleh Olaf Van Schagen pada 2017.

Semakin memperbesar lini bisnisnya, pada 2020 silam, OLX Indonesia mencaplok startup jual beli mobil bekas,BeliMobilGue.co.id, yang kemudian berganti nama menjadi OLX Autos. Dan pada kala itu, CEO BeliMobilGue.co.id, Johnny Widodo ditunjuk menggantikan posisi Olaf sebagai CEO OLX, hingga 2022 kemarin.

Pada Januari 2022,Lamudi.co.id dikabarkan mencaplok unit bisnis properti milik OLX. Kondisi ini merupakan buntut dari akuisisi induk Lamudi Group, Emerging Markets Property Group (EMPG), yang melakukan merger dengan OLX Group pada 2020.

Simak Video 'OLX Dikabarkan Pangkas 300 Karyawan':

[Gambas:Video 20detik]

Mantan CEO Grup Astra, Theodore Permadi Rachmat atau TP Rachmat merintis usaha miliknya dengan mendirikan PT Triputra Investindo Arya pada tahun 1998 sebagai induk perusahaan dari Adira Mobil dan Adira Finance.

TP Rachmat merupakan lulusan jurusan teknik Mesin, Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung. Setelah lulus, ia mulai bekerja dan memulai kariernya. Perjalanan karier TP Rachmat ternyata tidaklah mudah, ia memulai kariernya sebagai salesman di Astra pada 1968 di usianya yang sudah memasuki 25 tahun. Meski pamannya William Soeyadjaya merupakan seorang CEO Astra Internasional, TP Rachmat tetap memulai semuanya dari bawah.

Pria yang lahir di Majalengka, 15 Desember 1943 ini akhirnya dipercaya untuk memulai pekerjaannya mengelola United Tractors (anak perusahaan Astra yang bergerak di bidang alat berat) pada tahun 1972. Berkat kerja kerasnya, TP Rachmat terpilih sebagai presiden direktur PT Astra International pada 1984.

Baca Juga: Mengenal Sosok Hariyadi Sukamdani yang Sukses dengan Prinsip Kemandirian

Setelah dari Astra, ia mendirikan perusahaan sendiri, yaitu Triputra Group yang bergerak di beberapa bidang seperti karet olahan, batu bara, perdagangan, manufakturing, agribisnis, dealership motor dan logistik pada Oktober 1998.

Selain itu, bersama Edwin Soeryadjaya, saudara sepupunya, ia turut terlibat membesarkan perusahaan tambang batu bara di Kalimantan, PT Adaro Energy.

TP Rachmat memiliki bagian dari Group Astra sekitar 5% dan ini bukan karena faktor keluarga, tetapi kemampuannya mengembangkan anak bisnis Group Astra International sendiri.

Kini perusahaannya sudah besar dan dikelola anak-anaknya. Ia pun berpesan kepada anak-anaknya, kerja efisien, efektif, berbagi, dan jangan serakah. Ia dikenal bukan hanya sebagai seorang pengusaha, tetapi juga sebagai investor cerdas.

TP Rachmat juga dikenal cukup tegas dalam keluarganya, meskipun anak, keponakan dan menantu terlibat dalam bisnis, mereka tidak langsung bekerja di tempatnya.

Pada 2014, Forbes menempatkan Theodore Permadi Rachmat masuk orang terkaya di Indonesia urutan ke-14 dalam daftar tahunan Forbes dengan capaian nilai harta sebesar 1,85 miliar dollar AS.

Memulai bisnisnya dengan aplikasi pemesanan taksi pada 2012

Di bawah tangan dinginnya, Grab menjelma sebagai perusahaan teknologi mobile terpandang di Asia Tenggara, dengan memanfaatkan data dan teknologi untuk meningkatkan bisnis, mulai dari transportasi hingga pembayaran dan logistik.

Dalam menjalankan bisnisnya, Grab menggandeng pemerintah, mitra pengemudi, penumpang, dan LSM.

"Kami memulai sebagai aplikasi pemesanan taksi pada tahun 2012, namun telah memperluas platform produk kami," tulis Grab.

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Selain GrabCar, GrabBike, dan GrabExpress, Anthony juga telah meluncurkan layanan berbagi tumpangan (GrabHitch), layanan berbagi tumpangan sesuai permintaan (GrabShare), dan pembayaran elektronik (GrabPay).

Layanan Grab telah ditawarkan di berbagai kota di Singapura, Indonesia, Filipina, Malaysia, Thailand dan Vietnam.

"Pusat teknik kami di Beijing, Seattle dan Singapura memainkan peran penting dalam mendorong inovasi berkelanjutan di Grab untuk melayani Asia Tenggara dengan lebih baik," tulis Grab.

Berpengalaman di industri otomotif

Melansir dokumen resmi Grab, disebutkan bahwa asal-usul Anthony di industri otomotif sangat kuat, yang mana kakek buyutnya adalah seorang pengemudi taksi.

Sebelum mendirikan Grab, Anthony adalah Kepala Rantai Pasok dan Pemasaran di Tan Chong Group. Perusahaan bergerak pada perakitan dan distribusi kendaraan bermotor dan kendaraan komersial, layanan purna jual dan suku cadang, pendidikan, perdagangan, dan layanan keuangan terkait motor seperti sewa beli, produk dan layanan asuransi, sewa guna usaha, dan langganan, baik di dalam maupun di luar negeri.

"Dia mengepalai logistik dan menciptakan afinitas merek untuk merek-merek otomotif di bawah grup tersebut," tulis dokumen Grab.

Sebelum meniti kariernya, Anthony menempuh pendidikan dan memperoleh kelulusan dengan gelar Bachelor of Arts dengan predikat Honours di bidang Ekonomi dan Kebijakan Publik dari University of Chicago.

Dia juga memiliki gelar Master of Business Administration (MBA) dengan predikat Honours dari Harvard Business School.

"Anthony memiliki gaya kepemimpinan yang langsung dan sering bepergian ke Asia Tenggara untuk menginspirasi dan berjuang bersama timnya di lapangan," tulis Grab.

Baca Juga: Grab Bakal PHK 1.000 Karyawannya, Badai Terbesar sejak Pandemik

Kekayaannya tembus Rp12,24 triliun di 2021

Melansir Forbes, Anthony memiliki kekayaan sebesar 790 juta dolar AS di 2021, yang bila dirupiahkan setara Rp12,24 triliun dengan mengacu kurs Rp15.500 per dolar AS.

Kekayaan tersebut melonjak signifikan dibandingkan 380 juta dolar AS di 2019, dan 300 juta dolar AS di 2018. Dengan kekayaan di 2021, dia berhasil bertengger di urutan 47 dari 50 orang terkaya di Singapura pada tahun tersebut.

Grab sempat dituding dukung Israel

Dilansir South China Morning Post, Chloe Tong, istri CEO Grab, membagikan foto-foto perjalanan keluarganya ke Israel pada Juli 2023 di Instagram, dan mengatakan bahwa dia sangat terpukul dengan apa yang terjadi di negara tersebut.

Grab menanggapi berita tersebut dengan mengatakan bahwa pihaknya berpihak pada kemanusiaan dan harapan akan perdamaian dan gencatan senjata, tanpa menyebutkan salah satu pihak yang berkonflik.

Tong juga sudah mengklarifikasi bahwa unggahannya di Instagram tersebut bersifat pribadi dan dibuat sebelum dia mendapatkan gambaran lengkap mengenai apa yang terjadi di sana.

JAKARTA - Satu lagi perusahaan dari Grup Triputra resmi mencatatkan sahamnya di papan perdagangan Bursa Efek Indonesia, yaitu PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) pada Senin 20 Desember kemarin.

Dharma Polimetal yang bergerak di sektor manufaktur ini menyusul sister company-nya yaitu PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) yang lebih dulu go public pada 12 April 2021.

Grup Triputra dimiliki oleh konglomerat Theodore Permadi (TP) Rachmat. Di bawah Grup Triputra, TP Rachmat yang merupakan keponakan pendiri Grup Astra yaitu William Soeryadjaya ini mengendalikan perusahaan yang bergerak di bidang agribisnis, manufaktur, perdagangan dan jasa, pertambangan, dana pensiun, hingga yayasan.

Setidaknya satu perusahaan dari setiap lini bisnis di bawah payung Grup Triputra sudah melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia.

Perusahaan pertama milik TP Rachmat yang melantai di BEI adalah PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) yang IPO pada 12 November 2011. Saat itu, ASSA mengantongi dana segar senilai Rp530,40 miliar.

ASSA merupakan perusahaan solusi transportasi di Indonesia khususnya rental mobil. Setidaknya perseroan mengelola lebih dari 16.000 armada dan 2.800 sopir yang melayani lebih dari 1.000 perusahaan di Indonesia.

Berdasarkan laman resmi Grup Triputra, ASSA sudah melebarkan area layanannya ke seluruh kota-kota besar di Indonesia dengan mengoperasikan 44 jaringan dan lebih dari 690 outlet perbaikan kendaraan resmi.

Setahun berselang, perusahaan perkebunan di bawah Grup Triputra yaitu PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) menyusul menjadi perusahaan terbuka pada 14 Juni 2013 dengan nilai emisi Rp508,75 miliar.

DSNG bergerak di bidang industri, kehutanan, pertanian dan perkebunan, perdagangan, pengangkutan, pembangunan, serta jasa. Dua lini bisnis utama DSNG saat ini adalah industri kelapa sawit (CPO) dan industri produk kayu.

Selanjutnya PT Kirana Megatara Tbk (KMTR) listing di BEI pada 19 Juni 2017 dengan mengantongi dana senilai Rp527,82 miliar. Kirana Megatawa Group merupakan produsen karet dengan kapasitas produksi lebih dari 500.000 ton per tahun.

KMTR memiliki 15 pabrik pemproses karet di Sumatera dan Kalimantan. Selain karet, perseroan juga mengemabngkan usahanya ke lini komoditas seperti nasi, jagung, dan tapioka.

PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) Pada awal tahun ini, emiten kelapa sawit dari Grup Triputra menyusul IPO yaitu PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) dengan perolehan dana segar Rp173,24 miliar.

Saat ini, TAPG memiliki area penanaman seluas 170.000 hektare dari 27 kebun. Segmen bisnis perseroan terbagi menjadi dua, yaitu minyak sawit dan inti kelapa sawit, serta karet. Per 30 September 2020, volume produksi Triputra Agro Persada termasuk entitasnya untuk TBS sekitar 1,8 juta ton, CPO sekitar 582.247 ton, dan PK sekitar 121.114 ton.

Perseroan juga memiliki 15 unit pabrik kelapa sawit dengan total kapasitas 845 ton per jam. Saham TAPG mengalami pelemahan 7,63 persen dalam 6 bulan terakhir dengan kapitalisasi pasar Rp12,01 triliun.

Setelah meramaikan lantai bursa dengan perusahaan perkebunan, Grup Triputra akhirnya memboyong IPO entitasnya yang bergerak di bidang manufaktur yaitu PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) pada akhir tahun ini dengan raihan dana Rp352,94 miliar.

DRMA memiliki bisnis di bidang manufaktur komponen otomotif. Saat ini perseroan tercatat sebagai produsen yang juga telah memiliki kemitraan dengan sejumlah pelanggan utama. Termasuk di dalamnya adalah kemitraan untuk menjadi suplier komponen resmi perusahaan-perusahaan produsen kendaraan dalam negeri.

Beberapa pelanggan perseroan adalah PT Astra Honda Motor, PT Kawasaki Motor Indonesia, PT Astra Daihatsu Motor, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, PT Honda Prospect Motor, PT Suzuki Indomobil Motor, hingga PT Nissan Motor Indonesia.

Jakarta, IDN Times - Grab sudah sangat familiar di Indonesia sebagai platform layanan on demand. Ini adalah platform yang memungkinkan pengguna untuk memesan layanan atau produk secara instan melalui aplikasi.

Kamu pasti tidak asing lagi dengan GrabCar, GrabBike, GrabFood, hingga GrabExpress yang merupakan layanan pengiriman barang dan paket yang cepat.

Perusahaan tersebut dimiliki oleh Anthony Tan. Pria berkewarganegaraan Singapura itu menjabat sebagai Group CEO dan Co-Founder Grab.

Baca Juga: Grab Salurkan Rp 16,2 Miliar Hibah untuk Ribuan Mitranya